TEGAL, ewarta.co -- Ratusan Pelajar SMA di Tegal gelar pagelaran tradisi Mantu dan Sunat Poci, yang mulai punah di Masyarakat Tegal. Acara yang di laksanakan di SMA 1 Tegal ini diiniasi oleh siswa/siswi SMA dengan tujuan pelestarian kebudayaan asli Kota Tegal yang mulai punah.
"Mantu atau Sunat Poci adalah salah satu kebudayaan di wilayah Tegal, dengan cara menyelenggarakan upacara perkawinan yang mempelainya merupakan sepasang poci tanah berukuran raksasa. Mantu poci pada umumnya diselenggarakan oleh pasangan suami istri yang telah lama berumah tangga namun belum juga dikarunai keturunan.'ucap Mufti, salah satu guru yang menginisiasi kegiatan tersebut, Selasa (16/5/2023).
Gelaran tradisi budaya khas Tegal ini didahului dengan karnaval anak anak muda dengan pakaian adat khas Tegal memanggul miniatur poci (tanah liat) raksasa, dan Beberapa ornamen "sesarahan" layaknyak arak arakan mengiring pengantin / khitanan.
"Poci ini kita objekkan sebagai orang (pengantin) atau anak yang disunat sedang diarak mengelilingi kampung," ucap Rasya, salah satu peserta arak- arakan.
Selanjutnya arak arakan tersebut berhenti di tempat yang ditentukan, layaknya manusia di dudukan di pelaminan.
Poci raksasa ini juga dihibur dengan tarian khas Tegal dan kesenian lainnya, laiknya pengantin atau anak yang dihitan dihibur dengan pertunjukan.
"Pagelaran ini selain salah satu kegiatan pelaksanaan kurikulum merdeka di kota Tegal, juga sebagai bentuk pelestarian budaya khas Tegal yang kini mulai punah," ucap Rosa, Kepala sekolah SMA 1 Tegal.
Sementara di tempat terpisah Budayawan Lutfi AN menyebut bahwa tradisi mantu poci atau sunat poci merupakan tradisi leluhur masyarakat kota Tegal secara turun menurun.
"Biasanya hajatan mantu Poci atau Sunat Poci dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keturunan, nun berkehendak menggelar hajatan, karena mereka selama hidup bermasyarakat selalu hadir dalam setiap undangan hajatan," kata Lutfi AN.
Lebih lanjut, Lutfi AN mengatakan pemilihan objek Poci Tanah Liat, mengingat warga Tegal yang memiliki kehidupan khas minum teh menggunakan poci tanah liat sebagai kebiasaan.
Acara gelaran mantu atau sunat poci diakhiri dengan menyebar uang receh yang dicampur dengan beras kuning, sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan doa keberkahan. (wah/bam)