Guru Penggerak di Bengkulu Ikuti Penguatan Eksistensi Kurikulum Merdeka Belajar

 

Bengkulu, eWarta.co -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek (Kemendikbudristek) RI bekerjasama dengan Komisi X DPR RI menggelar workshop pendidikan, dengan tema strategi dan peran guru dalam eksistensi kurikulum merdeka belajar, pada Rabu hingga Kamis (9-10/11/2022).

Workshop pendidikan yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Bengkulu ini diikuti ratusan guru bersama Kepala Sekolah sebagai tenaga pendidik di Provinsi Bengkulu.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota Komisi X DPR RI Dewi Coryati, Mantan Ketua PGRI Provinsi Profesor Sudarwan Danim, dan perwakilan guru sekolah di 8 Kabupaten/Kota Bengkulu.

Anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati menyampaikan, dalam proses pendidikan pada era 4.0 atau digital seperti saat ini, penerapan kurikulum merdeka belajar dinilai tepat.

Apalagi dalam kondisi yang serba digital saat ini, harus membawa guru beradaptasi pada penggunaan fasilitas dan sarana belajar yang serba digital.  

Sejalan dengan itu, hadirnya guru penggerak dalam menjalankan program merdeka belajar menjadi suatu keharusan.

Selain itu ia meminta guru tak lagi kaku dalam menerapkan pembelajaran atau sejalan dengan kurikulum yang ada saat ini.

"Dalam kondisi sekarang, guru harus mengedepankan pembelajaran yang fleksibel, bermutu, kreatif dan inovatif," kata Dewi.

decor

Ia mengungkap menjadi guru penggerak menjadi suatu keharusan dalam menciptakan kualitas pendidikan dan sumberdaya manusia yang handal. 

"Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya. Oleh karena itu, Guru Penggerak diharapkan mampu menjadi pemimpin - pemimpin pendidikan di masa depan yang mampu menelurkan embrio generasi unggul Indonesia," ujar Dewi Coryati.

Sementara itu, Profesor Sudarwan Danim dalam penyampaian mengajak para peserta Workshop untuk mampu survei menjadi tantangan sebagai peluang. Bukan menghindari tantangan karena dengan tantangan itulah akan membuat para guru kita lebih sukses.

Apabila sekolah yang menjadi objek pembelajaran guru penggerak dalam kondisi terisolir, ia mendorong harus ada pendekatan untuk membuat sekolah tersebut bisa maju melalui potensi lokal yang ada. 

"Guru penggerak harus berimprovisasi, kreatif dan inovatif sehingga mampu melahirkan anak bangsa yang cerdas," ujarnya.